Peta Klasterisasi wilayah Rawan Merapi

Klasterisasi Wilayah Rawan Merapi

Klasterisasi Wilayah Rawan Merapi

Berdasarkan Data Historis dan Laporan Terkini

Peta Kerawanan Gunung Merapi

Peta ini menunjukkan pembagian zona kerawanan berdasarkan data historis letusan dan laporan aktivitas terkini. Wilayah diklasifikasikan menjadi beberapa tingkat kerawanan untuk membantu dalam perencanaan mitigasi bencana.

Keterangan Zona:

Zona 1: Bahaya Tinggi (Radius 10km)
Zona 2: Bahaya Sedang (10-15km)
Zona 3: Waspada (15-20km)
Zona 4: Aman Terpantau (>20km)

Detail Klaster Wilayah

Zona 1: Kawasan Rawan Bencana III (KRB III)

Wilayah dengan bahaya paling tinggi, meliputi: Kaliurang, Kinahrejo, dan daerah dalam radius 10km dari puncak. Berdasarkan data historis, wilayah ini paling sering terkena dampak awan panas dan aliran lahar.

Zona 2: Kawasan Rawan Bencana II (KRB II)

Wilayah dengan bahaya sedang, meliputi: Turi, Pakem bagian bawah, dan wilayah 10-15km dari puncak. Wilayah ini berpotensi terkena hujan abu tebal dan lahar sekunder.

Zona 3: Kawasan Rawan Bencana I (KRB I)

Wilayah waspada, meliputi: Sleman bagian utara, Boyolali, dan wilayah 15-20km dari puncak. Berpotensi terkena hujan abu dan dampak tidak langsung erupsi.

Zona 4: Kawasan Terpantau

Wilayah relatif aman (>20km) tetapi tetap memerlukan pemantauan, terutama untuk kemungkinan perluasan dampak erupsi besar. Meliputi: Yogyakarta kota, Magelang, dan Klaten.

Data Historis Letusan

Analisis pola letusan 100 tahun terakhir menunjukkan bahwa:

  • 70% letusan besar mengarah ke sisi selatan
  • Wilayah barat daya menerima 45% dampak awan panas
  • Lahar paling sering mengalir melalui Kali Boyong, Kali Kuning, dan Kali Gendol
  • Erupsi besar terakhir (2010) mempengaruhi wilayah hingga 15km dari puncak

Sistem Peringatan Dini

Pemetaan ini digunakan untuk:

  1. Penyusunan rencana evakuasi
  2. Penentuan lokasi posko pengungsian
  3. Distribusi sumber daya mitigasi bencana
  4. Penyusunan zonasi permukiman